Wednesday, January 9, 2013

Anak Kucing Menjadi Monyet

bingung sebenernya sama diri sendiri
rasanya sedih banget
mungkin karena ini sudah menumpuk dari 2 tahun yang lalu mungkin kali ya
tapi baru kerasa sekarang, rasanya seperti bener-bener sakit sekali
pernah bertanya dengan beberapa rekan, jika kalian diperlakukan seperti ini bagaimana respon kalian? dan jawabannya terakhirnya adalah, saya terlalu bodoh!

ehm bodoh?
mungkin mereka bilang ini bodoh
tapi saya tidak merasa selama ini
sampai akhirnya setelah diurutkan kebelakang dan mengingat kembali kejadian yang lampau...


pada awal memasukkan dia sebagai menjadi bagian keluargaku, banyak teman-teman yang masih mempertanyakan keberadaannya dan meyakinkan kembali apakah pantas untuk dia masuk menjadi bagian kita? sedang menurut temannya saja dia seperti ini dan itu? sempat pula keluarga disebelah bertanya mengenai dia, menurut tes psikotes yang diberikan dan beberapa tahapan yang sudah dilalui sih dia tidak terlalu direkomendasikan untuk dimasukkan menjadi seorang keluarga?
kala itu hanya terpikirkan satu, betapa kasihannya dia..
kenapa sampai dilempar sana sini? sampai seburuk itukah dia sampai tidak bisa dimasukkan menjadi keluarga dan belajar menjadi lebih baik?
seperti melihat kucing kecil kurus tidak berdaya di tengah jalan tidak tahu jalan
mungkin kala itu saya melihatnya seperti itu
akhirnya dengan bodohnya saya berpikir, kenapa tidak kita memberikan kesempatan kepada dia untuk menjadi keluarga kita, toh selama ini yang saya lihat dia baik-baik saja dan hai kenapa harus membatasi dia untuk belajar..

dengan mati-matian mencoba mempertahankan dia, mencoba memberi penjelasan, kenapa tidak dicoba, toh saya melihat ada beberapa hal yang positif yang didapat dari dia. yaaa... akhirnya pun teman-temanku memberikan kesempatan untuk si anak kucing satu itu, ya mari kita coba sajalah..

selang berlalu, akhirnya terkumpullah keluargaku yang baru, adik-adik imut yang menurutku sangat polos. ingin rasanya mengubah mereka menjadi seorang yang hebat, yang tidak diremehkan oleh orang lain dan masih dipertanyakan ketika ingin memasukkannya menjadi keluarga. dengan berbagai cara akhirnya memasukkan mereka ke bagian penting dan berkontribusi. mati-matian temen masih mengganggap remeh mati-matian pula membela mereka bisa menjadi hebat. please jangan meremehkan orang, setiap orang pasti bisa jadi orang hebat, asal diberi kesempatan..

kadang kala para kaka-kaka di keluargaku ini pernah menggosipkan adik-adiknya di suatu perkumpulan hangat, tidak terlepas pula dari bahasan para adek-adekku yang bermasalah. apalagi si anak kucing ini, beuh gunjingan demi gunjingan disampaikan oleh temen-temen di keluarga ini. sedih rasanya denger gunjingan dari temen sendiri, walaupun bukan saya yang di gunjingkan, tapi ya mbok sekali lagi jangan remehkan dan kecilkan orang lain, tatap diri kita sendiri. memang kita sudah seberapa hebatnya sih?

hal sama pun terjadi dengan keluarga tetangga yang mengeluhkan ternyata memang si anak kucing yang tidak direkomendasikan menjadi bagian keluarga karena sikap dan sifatnya yang tidak professionalitas, bahkan teman-teman si anak kucing ini saja sampai jarang bahkan cenderung sedikit memberikan tanggapan positif kepadanya. kenapa bisa? sampai ingin menangis rasanya. apa dia seburuk itukah? kenapa saya belum menemukan sisi kejelekannya? itu yang saya rasakan dan masih jadi pertanyaan sampai saat itu

akhirnya keluarga ini harus terpisah karena suatu alasan strukturial, dan muncullah keluarga baru. si anak kucing ini masih dipertanyakan keberadaannya. walaupun tanggapan negatif yang lain mengenai tentang si anak kucing ini tidak terlalu sehebat pertama kali, dan bisa diterima keberadaannya ya walaupun dengan masih ya seperti itulah. ada anggapan si anak kucing ini tidak bisa dipertahankan lagi, tapi dengan sekali lagi, berasaskan rasa percaya bahwa dia bisa berubah mencoba memberi pengertian kepada adik-adikku untuk bisa menerima dia lagi di dalam keluarga yang baru. yaaa, saya pikir pasti bisa berubah, setahun kemarin saja sudah mulai terlihat berubah ke arah yang baik, kalo dikasih kesempatan setahun lagi pasti bisa lebih baik bukan. yaaaa saya percaya..

si anak kucing ini sering sekali berbagi cerita mengenai mimpinya mengenai ingin ikut perlombaan, ingin bisa keluar negeri. sebagai kaka yang ingin mencoba membantu adiknya, akhirnya saya membantu juga. saya ikutkan si anak kucing ini ke dalam proyek yang saya lakukan, saya bantu si anak kucing untuk bisa mewujudkan mimpi yang pernah dia ceritakan. dengan dalih, si anak kucing ini mau berusaha ko, kenapa tidak dibantu saja bukan.

selang berganti hari, si anak kucing ini pun mungkin merasa dirinya sudah terlalu besar atau apapun saya juga entah tidak mengerti. yang saya rasakan, kenapa si anak kucing ini mulai tidak sopan terhadap saya. mungkin ini rasa sentimentil saya ya, tapi makin kesini si anak kucing ini bener-bener bikin 'mangkel hati'. rasanya sudah tidak ada penghormatan sama skali. bukan ingin saya dihormati, tapi ya rasanya kecewa aja gitu sama sikapnya. ehm gimana ya ngejelasinnya juga bingung.

yang saya rasakan, si anak kucing ini berubah menjadi angkuh, sombong, tidak tau diri, kerja tidak becus, dan sentimentil sekali serta sikap dan ucapannya yang sangatlah tidak bagus sekali. ucapan yang dijabarkan pun selayaknya tidak pantas sekali diucapkan dari adik ke kakak bahkan kalo dia mengganggap saya sebagai teman juga tidak pantas untuk diucapkan.

berusaha untuk bersikap asertif baik secara implisit atau terang-terangan berusaha menasihati dan meluruskan. sekali lagi, si anak kucing sudah BESAR tampaknya.



rasa mangkel saya pun saya ceritakan kepada teman-teman saya, banyak yang bilang kenapa kamu baru sadar setelah dua tahun kamu sering diperlakukan seperti itu? ada yang bilang jika aku di posisi kamu aku akan menangis dan sakit hati sekali. banyak yang menganjurkan untuk menjauhi si anak kucing itu saja, ngapain ngurusin yang ga penting. yaa banyak ucapan negatif teman-teman saya tentang si anak kucing ini yang sudah tidak saya sanggah lagi. yaaa memang seperti itulah adanya.



perasaan ini mungkin tidak bisa dijabarkan hanya dengan satu postingan saja.
setelah beberapa kali bercerita dengan yang lain, satu kesimpulan, saya bodoh dan saya harus merubah sikap bodoh saya yang sok peduli dan sok kasihan terhadap yang lain. atau harus berpikir ulang lagi harus bersikap bodoh ke siapa dulu, hahaha.


terimakasih untuk semua teman yang sudah mau meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan saya, menampar sadarkan saya, berusaha mengajarkan, menyemangati hal yang sebenernya bukan untuk dipikirkan.






Pesan:
Jangan pernah merasa besar, jangan pernah mengecilkan yang lain, kita hanya manusia ko :)
READ MORE - Anak Kucing Menjadi Monyet