Thursday, October 10, 2013

Dasar di Bedah Anak

Dengan menggunakan baju yang masih bau baru dan perlengkapan yang sudah dipersiapkan, dengan sejuta gelisah dan pikiran, akhirnya fix pergi berjalan menjadi praktikan juga di rumah sakit.

Perjalanan berawal dari bangsal bedah anak. Rasa deg-degan selalu bergelayut sepanjang hari pertama memulai stase ini. Memulai dengan teman satu kelompok yang belum terlalu dikenal (karena tidak pernah satu kelompok), memulai dengan rasa gugup yang belum bisa apa-apa. Pada awal mula masuk hanya mengikuti arus yang berjalan, menjadi observer dari beberapa tindakan yang dilakukan oleh perawat-perawat yang beneran udah jadi perawat, dan mengikuti gerak-gerik sesama praktikan yang sudah lebih senior di ranah klinik. Daaan itu berlangsung sepanjang satu minggu pertama.  Menjadi orang yang bodoh tidak tahu apa-apa, seperti anak yang baru dilepas orang tuanya untuk pergi, menjadi pembelajar yang berani. Bertanya sana sini, mengikuti kesana-sini, mencari tahu apa yang tidak diketahui. Yaaa seperti inilah hidup dimulai.

Memulai kasus dengan anak yang menderita HC, pada awal masuk klinik mengikuti pre conference dan operan yang dilakukan. Pada pandang pertama langsung tertarik dengan adik kecil yang bermata sayu dengan senyum indah itu. Akhirnya memutuskan untuk menjadikan adik itu sebagai kasus yang dikelola selama sepekan. Rasa sayang langsung jatuh ketika berkenalan dan merawat si adik membuat aku menjadi penasaran dengan penyakit yang dideritanya juga, Hidrochepalus. Mengikuti perjalanan si adik yang ternyata harus di operasi untuk dibetulkan VP Shuntnya dari rekam medis yang baru pertama kalinya dicoba untuk membaca dan memahami di setiap tulisannya. Pada awalnya si adik kecil yang bernama F itu takut ketika aku hendak menghampiri, selang beberapa saat menggunakan otak lalu berpikir bagaimana cara untuk menaklukan si hati kecilnya itu. Yaaa, setelah beberapa menit akhirnya menemukan cara menarik perhatian si adik berumur 4 tahun tersebut, lalu kemudian menjadi akrab, haaaaa rasanya benar-benar ada yang aneh dalam hati ini, melihat raut ketakutan menjadi raut kebahagiaan setiap kali bertemu. daaan inilah permulaan pola pikir yang aneh dan tiba-tiba terlintas, aku ingin membahagiakan si adikini, setidaknya tidak membuat dia takut dan menjadi trauma terhadap segala tindakan yang telah dilakukan, nangis wajar tapi jangan sampai membekas, berharap di setelah tindakan mereka dapat tersenyum lagi :)

dan aku berharap bisa melakukan ke adik-adik lainnya di ruangan ini :)

No comments:

Post a Comment