Dengan menggunakan baju yang masih bau baru dan perlengkapan yang
sudah dipersiapkan, dengan sejuta gelisah dan pikiran, akhirnya fix
pergi berjalan menjadi praktikan juga di rumah sakit.
Perjalanan
berawal dari bangsal bedah anak. Rasa deg-degan selalu bergelayut
sepanjang hari pertama memulai stase ini. Memulai dengan teman satu
kelompok yang belum terlalu dikenal (karena tidak pernah satu kelompok),
memulai dengan rasa gugup yang belum bisa apa-apa. Pada awal mula masuk
hanya mengikuti arus yang berjalan, menjadi observer dari beberapa
tindakan yang dilakukan oleh perawat-perawat yang beneran udah jadi
perawat, dan mengikuti gerak-gerik sesama praktikan yang sudah lebih
senior di ranah klinik. Daaan itu berlangsung sepanjang satu minggu
pertama. Menjadi orang yang bodoh tidak tahu apa-apa, seperti anak yang
baru dilepas orang tuanya untuk pergi, menjadi pembelajar yang berani.
Bertanya sana sini, mengikuti kesana-sini, mencari tahu apa yang tidak
diketahui. Yaaa seperti inilah hidup dimulai.
Memulai kasus dengan
anak yang menderita HC, pada awal masuk klinik mengikuti pre conference
dan operan yang dilakukan. Pada pandang pertama langsung tertarik
dengan adik kecil yang bermata sayu dengan senyum indah itu. Akhirnya
memutuskan untuk menjadikan adik itu sebagai kasus yang dikelola selama
sepekan. Rasa sayang langsung jatuh ketika berkenalan dan merawat si
adik membuat aku menjadi penasaran dengan penyakit yang dideritanya
juga, Hidrochepalus. Mengikuti perjalanan si adik yang ternyata harus di
operasi untuk dibetulkan VP Shuntnya dari rekam medis yang baru pertama
kalinya dicoba untuk membaca dan memahami di setiap tulisannya. Pada
awalnya si adik kecil yang bernama F itu takut ketika aku hendak
menghampiri, selang beberapa saat menggunakan otak lalu berpikir
bagaimana cara untuk menaklukan si hati kecilnya itu. Yaaa, setelah
beberapa menit akhirnya menemukan cara menarik perhatian si adik berumur
4 tahun tersebut, lalu kemudian menjadi akrab, haaaaa rasanya
benar-benar ada yang aneh dalam hati ini, melihat raut ketakutan menjadi
raut kebahagiaan setiap kali bertemu. daaan inilah permulaan pola pikir
yang aneh dan tiba-tiba terlintas, aku ingin membahagiakan si adikini,
setidaknya tidak membuat dia takut dan menjadi trauma terhadap segala
tindakan yang telah dilakukan, nangis wajar tapi jangan sampai membekas,
berharap di setelah tindakan mereka dapat tersenyum lagi :)
dan aku berharap bisa melakukan ke adik-adik lainnya di ruangan ini :)
No comments:
Post a Comment